🥊 Apa Yang Menyebabkan Pelabuhan Karangantu Menjadi Pelabuhan Internasional
Kedepannya diharapkan dengan adanya penandatanganan SKB 2 Dirjen dan 1 Deputi tentang Pembinaan dan Penataan Koperasi TKBM di Pelabuhan ini, dapat disikapi secara rasional dan proporsional sekaligus melakukan instrospeksi kedalam untuk perbaikan kinerja dan peningkatan kesejahteraan TKBM diwaktu yang akan datang. (SLO/KND)
Padaabad-abad XVII-XIX M, seperti tampak pada peta Serrurier yang tersohor itu, Karangantu tidak lagi ditandai sebagai sebuah pasar, hanya diberi catatan sebagai sebuah pelabuhan yang dikelilingi tambak ikan. Dewasa ini situs ini menjadi tidak penting lagi, kecuali ditandai oleh daerah pertambakan dan rawa-rawa di kampung Bugis.
Termasukdi pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Padahal, imbuh dia, sejumlah infrastruktur telah dibangun di sekitar pelabuhan. "Soal kemacetan ini sudah berkali-kali kami sampaikan, sudah 5 tahun. Kemacetan ini selalu jadi masalah. Kalau sudah dibangun infrastruktur tapi masih macet, berarti ada yang salah.
Pelabuhan Muncar di Banyuwangi, Jawa Timur dikenal sebagai pelabuhan ikan terbesar di Indonesia.. Di Pelabuhan Muncar yang dapat disebut sebagai pasar perikanan tertua d Jawa Timur inu juga merupakan yang terbesar di Pulau Jawa. Baca juga: Dulu Simbol Kejayaan, Kini Kapal Slerek Muncar Bertumbangan Pelabuhan Perikanan Pantai
SERANG BANTEN RAYA – Walikota Serang Syafrudin mengusulkan Pelabuhan Karangantu yang berlokasi di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, agar dibangun. Hal itu lantaran Pelabuhan Karangantu memiliki nilai historis di masa Kesultanan Banten karena pernah menjadi pelabuhan internasional. Usulan ini terungkap usai Syafrudin menghadiri kunjungan
PelabuhanPanjang, lanjut dia, memiliki bea cukai online dan akan akan menjadi digital industrial port berbasis marketplace. "Nantinya marketplace akan memuat katalog semua sumber daya industri yang ada di Lampung, dari mulai bahan jadi hingga jasa pengirimannya ke seluruh dunia," ujar Drajat. . Pewarta: Agus Wira Sukarta.
Courier Dilakukan dengan berat barang ekspor di kisaran 1 kg. Biaya pengiriman sekitar USD 50 - 100/kg dengan menggunakan DHL, UPS, Fedex, atau TNT. Bahkan, ada yang lebih murah dengan menggunakan EMS, yaitu sekitar Rp 200,000 - 350,000/kg. Air Cargo: Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 45 kg, dengan menggunakan pesawat udara.
Ismadiadalah sebagai berikut: Malam tasyakuran di Tempat Pelelangan Pelabuhan Perikanan Sendang Biru menjelang tanggal 27 September. Pagi harinya, dipersiapkan perahu gitik dan sesaji yang dikirap (ider bumi) berupa gunungan (tumpengan yang besar berwarna kuning) dan sepasang temanten ke perkampungan nelayan yang berakhir di pelabuhan Baru
KendariNew Port yang dibangun dengan anggaran investasi Rp 936 miliar ini akan mendukung rencana sistem pengapalan langsung ke luar negeri melalui pelabuhan di Kendari. Kelak Kendari New Port akan menjadi pelabuhan bertaraf internasional di Sulawesi Tenggara. Pelabuhan ini akan mengakomodasi hasil perkebunan seperti kakao, mete, kelapa, kopi
yzHGFkW. Belanda saat pertama kali masuk ke Pulau Jawa pada tahun 1596 memakai jasa pelabuhan ini untuk berlabuh Aktivitas penduduk sekitar pelabuhan yang sedang membuat perahu Pada abad 16, Pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia Dahulu para pedagang mengalihkan pelayaran melewati Banten yang dinilai memiliki nilai ekonomis dan geografis yang bagus Nama Karangantu menurut mitos yang beredar di masyarakat lahir karena saat itu ada seorang Belanda yang membawa guci berisikan hantu Dahulu Pelabuhan Karangantu merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Sunda Kelapa di Jayakarta Jan Piterzoon Coen pernah membuat catatan soal perahu Tiongkok yang membawa barang senilai real di Karangantu Di sekitar Pelabuhan Karangantu terdapat kampung nelayan yang sehari-hari melakukan aktivitas di sekitar pelabuhan Pelabuhan Karangantu menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang berada di daerah Banten Pada tahun 1511 saat Malaka jatuh ke tangan Portugis, menyebabkan pedagang muslim yang berasal dari daerah Arab, Persia, dan Gujarat enggan untuk berlabuh dan singgah di sana. Hal ini menyebabkan daerah Banten yang terletak di ujung barat bagian Jawa menjadi pilihan. Para pedagang mengalihkan pelayaran melewati Banten yang dinilai memiliki nilai ekonomis dan geografis yang bagus. Terlebih lagi para pedagang tidak menyukai Portugis yang saat itu sudah menguasai wilayah Malaka. Maka lahirlah sebuah pelabuhan yang besar dengan nama Pelabuhan karangantu. Pelabuhan Karangantu merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Sunda Kelapa di Jayakarta ungkap Tom Pires, seorang pedagang yang juga ahli obat-obatan dari Portugal. Hal ini tercatat dalam buku “Mengenal Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kota Banten Lama” oleh Uka Tjandrasasmita, Hasan M Ambary, dan Hawany Michrob. Pada abad 16, pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Bahkan, Belanda saat pertama kali masuk ke Pulau Jawa pada tahun 1596 memakai jasa pelabuhan ini untuk berlabuh. Masih dari buku yang sama, disebutkan Gubernur Belanda Jan Piterzoon Coen pernah membuat catatan soal perahu Tiongkok yang membawa barang senilai real di Karangantu. Pelabuhan Karangantu tidak hanya tercatat dalam buku, namun peninggalan barang berharga yang pernah diperjualbelikan dapat dilihat di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Nama Karangantu sendiri menurut mitos yang beredar di masyarakat lahir karena saat itu ada seorang Belanda yang membawa guci berisikan hantu. Hingga suatu hari guci itu pecah dan hantu yang di dalamnya keluar. Mulai saat itulah pelabuhan yang telah berganti menjadi kampung nelayan ini diberi nama Pelabuhan Karangantu. [Riky/IndonesiaKaya] Artikel Terkait
Serang - Karangantu pernah menjadi pelabuhan besar dan menjadi perlintasan penting dunia pada zaman Kesultanan Banten. Namun, sejarah hebat itu kini nyaris tak bersisa. Yang ada saat ini hanya kesan kumuh dan tak terawat akibat tumpukan sampah dan pendangkalan yang parah. "Kalau di Pelabuhan Karangantu ini terjadi pendangkalan yang cukup besar, mungkinkah kita melihat potensi baru yang populasi nelayannya cukup besar?" kata Syarief Widjaja, Direktur Jenderal Dirjen Perikanan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, saat ditemui di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Karangantu, di Kota Serang, Banten, Kamis, 2 November 2017. Berdasarkan catatan sejarah, Pelabuhan Karangantu pernah menjadi bagian dari Jalur Sutra. Jan Pieterzoon Coen, Gubernur Belanda kala itu, pernah mencatat terdapat enam perahu China membawa barang berharga senilai 300 ribu real. Sambangi Pulau Widi, Jokowi Bakal Resmikan Bandara dan Pelabuhan Kisah Satu Keluarga Miliki Kelamin Ganda di Tegal Waktu Pantangan Manggung Pedangdut Pantura Cirebon Ramainya Pelabuhan Karangantu tak lepas dari kejelian Sultan Banten Maulana Hasanudin. Pada era kepemimpinannya, pusat pemerintahan dipindahkan dari bagian hulu ke hilir Sungai Cibanten. Tujuannya untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda. Pihak Banten pada masa itu membaca situasi politik dan perdagangan di Asia Tenggara. Saat itu, pedagang dari mancanegara risau karena Malaka jatuh ke tangan Portugis. Karena pedagang Muslim yang tengah bermusuhan dengan Portugis enggan berhubungan dagang dengan Malaka, para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat, mengalihkan jalur perdagangan ke Selat Sunda. Mereka pun singgah di Karangantu. Sejak itu, Karangantu jadi pusat perdagangan internasional yang disinggahi pedagang Asia, Afrika, dan Eropa. Hal itu dibuktikan dengan peninggalan keramik dari Tiongkok, Jepang, dan Belanda yang tersimpan rapi di Museum Banten. Saksikan video pilihan berikut ini Pelabuhan Pengekspor BerasPada masanya, Pelabuhan Karangantu menjadi salah satu persinggahan penting dalam ekspedisi Jalur Sutra. DeslatamaKarangantu dulu merupakan pelabuhan yang ramai di daerah Banten. Karangantu merupakan pintu masuk kapal-kapal menuju daerah Banten dan pelabuhan terbesar kedua setelah Sunda Kelapa. Bandar Banten merupakan bandar internasional dan dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Birma, Tiongkok, Perancis, Inggris dan Belanda. Sebagai pelabuhan kedua, Banten telah menjadi pelabuhan pengekspor beras dan lada Cortesso, 1941; Roelofsz, 1962124. Catatan lebih terperinci didapat dari Barbosa yang menyebutkan bahwa dari pelabuhan Banten tiap tahun telah diekspor lada sebanyak seribu bahar Chijs, 18814. Selain sebagai pelabuhan, Karangantu juga berfungsi sebagai pasar untuk usaha meningkatkan jual beli barang dagangan, seperti tekstil dan keperluan sehari-hari lainnya. Di Kota Banten ada beberapa macam tipe jual beli sesuai dengan fungsi pasar di Banten Lama seperti yang tertulis dalam Babad Banten. De Houtman telah menggambarkan Pasar Karangantu secara mendetail dan terperinci. Tempat penjualan semangka, mentimun, dan kelapa merupakan kelompok A. Sementara, tempat penjualan gula dan madu dalam periuk-periuk, masuk kelompok B. Kelompok C menggambarkan tempat penjualan kacang, kelompok D tempat penjualan tebu dan bambu, E tempat penjualan keris, pedang dan tombak. Kelompok F tempat pakaian laki-laki, kelompok G tempat penjualan bahan pakaian wanita. Kelompok H tempat penjualan rempah-rempah, benih dan biji-biji kering. Kelompok I tempat orang-orang Benggala dan Gujarat menjual barang besi dan barang JualanKhusus kedai orang Cina digambarkan pada kelompok K. Adapun L adalah tempat penjualan daging, M tempat penjualan ikan, N tempat penjualan buah-buahan, O tempat penjualan sayur-sayuran, P tempat penjualan merica, Q tempat penjualan brambang bawang, R tempat penjualan beras, S kios untuk pedagang, T tempat penjualan emas dan permata. Pada urutan kelompok lain terpisah dengan kelompok bagian dalam dan disebutkan kelompok V, yaitu perahu-perahu asing yang penuh dengan muatan bahan makanan. Pada kelompok akhir yaitu kelompok X adalah tempat penjualan unggas de Houtman, 1596-1597. Sampai sekarang pun Karangantu masih menjadi tempat andalan bagi para nelayan di sekitarnya yang menggantungkan hidupnya dari mencari ikan. Meski masih difungsikan sebagai pelabuhan nelayan, jejak kebesaran itu nyaris tak terlihat lagi. Di pelabuhan itu kini hanya terlihat bangunan kumuh dari kayu di kanan kirinya. "Sejarah di abad 16 dan 17 dengan pelabuhan besar, kemaritiman dan perdagangan, kemudian kita dengn PPN Karangantu kelas pelabuhan tertinggi di Banten," kata Suyitno, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi Banten, di tempat yang sama. Tentang pendangkalan yang parah, kumuh, dan kesemrawutan yang telah terjadi puluhan tahun terjadi, Suyitno berdalih bahwa penataan fisik belum menjadi program prioritas. "Secara bertahap, kita juga kan bukan hanya berpikir fasilitas pokok saja, seperti alur laut, dulu ada banyak illegal logging, sekarang sudah tidak ada," katanya.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jawabankarena indonesia sebagai jalur perdagangan internasional, dan pelabuhan banten yg selalu di lewati oleh para
apa yang menyebabkan pelabuhan karangantu menjadi pelabuhan internasional